Kamis, 10 Februari 2011

"Medical Check Up" Itu Penting!

NEWS & FEATURES / HEALTH CONCERN - ARTIKEL

"Medical Check Up" Itu Penting!
Kamis, 10 Februari 2011 | 10:42 WIB
Kompas Female / RSPI
Ilustrasi
TERKAIT:

* Adjie Dipastikan Terkena Serangan Jantung
* Belajar dari Kematian Adjie Massaid
* Pilih Olahraga Sesuai Usia dan Kondisi Fisik
* Waspadai Kematian Mendadak Usai Olahraga
* Pentingnya "Check-up" secara Rutin

KOMPAS.com — Sebagian dari kita mungkin masih menganggap medical check up sebagai kebutuhan sekunder atau bisa jadi terabaikan begitu saja. Padahal, pemeriksaan kesehatan secara berkala atau medical check up (MCU) sangat diperlukan untuk mendeteksi masalah kesehatan secara dini.

Kasus serangan jantung yang menimpa politisi Partai Demokrat Adjie Massaid memberi pelajaran yang sangat berharga kepada kita akan betapa pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin. Meskipun kita merasa kondisi masih bugar dan baik-baik saja, bukan berarti tubuh benar-benar sehat.

Menurut dr. Prasna Pramita, Sp.PD, dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta, MCU sebaiknya dilakukan setahun sekali, khususnya bagi yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Dengan melakukan MCU, maka kelainan atau gangguan kesehatan dapat segera terdeteksi dan ditangani.

Tes paling sederhana

Paket standar pemeriksaan kesehatan secara berkala biasanya meliputi pemeriksaan fisik (anamnesa dan keluhan pasien), pemeriksaan laboratorium, rontgen thorax , serta treadmill. “Itu pemeriksaan minimal, tetapi kalau curiga ada keluhan lain, bisa juga dilakukan pemeriksaan tambahan lain, seperti USG abdomen dan tumor marker,” kata Prasna.

Pemeriksaan fisik meliputi, antara lain, pemeriksaan darah. “Misalnya, melihat kadar hemoglobin (sel darah merah) dan kadar leukosit (sel darah putih). Kalau leukositnya meningkat, berarti ada infeksi, tetapi belum ketahuan infeksinya di mana. Kalau pasien suka lemas atau pusing-pusing, bisa jadi karena kadar Hb-nya rendah. Nah, dengan MCU, bisa diketahui secara kasar dan dicarikan penanganannya,” lanjutnya.

Dari hati sampai jantung

Pemeriksaan fungsi hati dan fungsi ginjal juga dilakukan untuk melihat fungsi kedua organ tersebut. Rasa lemas, mual, bisa-bisa karena SGOT dan SGPT yang meningkat, yang menandakan adanya kerusakan sel-sel hati.

Dengan MCU, semua keluhan ini bisa ditangani lebih awal, misalnya dengan memberikan vitamin hati. Apalagi jika pasien mempunyai riwayat penyakit kronis, seperti kencing manis atau darah tinggi. Begitu juga untuk fungsi ginjal. Nilai untuk fungsi ginjal yaitu kreatinin, normalnya di bawah 1,5 dan ureum di bawah 50.

Pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan gula darah. Gula darah yang berlebih dapat menyebabkan penyakit diabetes atau kencing manis.

Batas gula darah yang normal dibedakan atas dua kondisi, yakni puasa dan kondisi sesudah makan. Untuk kondisi puasa (tidak mendapat asupan kalori 8-10 jam sebelumnya), nilai batas normalnya adalah 100 mg/dL. Adapun untuk kondisi sesudah makan atau sewaktu makan, batasnya 140 mg/dL.

Lewat dari salah satu ketentuan tersebut seharusnya masuk pada prediabetes. Sementara untuk nilai kolesterol, total normalnya di bawah 200, LDL di bawah 110, dan HDL di bawah 50.

Selain pemeriksaan di atas, pemeriksaan lain yang juga dilakukan, misalnya, adalah cek mata (visus) dan EKG/treadmill. “Kadang-kadang, tanpa kita sadari kita suka pusing. Setelah dilakukan pemeriksaan visus, ternyata harus pakai kacamata,” jelas Prasna.

Sementara treadmill merupakan pemeriksaan rekam jantung (EKG) yang dilakukan saat pasien melakukan aktivitas pada ban berjalan. Melalui pemeriksaan ini, diharapkan dapat diketahui ada-tidaknya kelainan jantung tersembunyi yang sulit terdeteksi saat pasien istirahat.

Dengan aktivitas berjalan, jantung akan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang meningkat. Jika kondisi jantung sakit, jantung tidak akan dapat memenuhi kebutuhan tubuh, yang akan direkam oleh alat EKG tersebut.

Tumor marker

Khusus untuk wanita, selain pemeriksaan standar di atas, kadang-kadang perlu dilakukan tumor marker atau pemeriksaan untuk menandai adanya tumor, misalnya kanker ovarium dan kanker payudara.

Kalau curiga, bisa dilakukan USG (ultrasonografi), yaitu pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan gelombang suara berfrekuensi tinggi (tidak dapat didengar manusia). Gelombang ini akan dipantulkan oleh bagian dalam tubuh dan ditangkap kembali oleh “receiver” berupa bayangan dengan kekuatan gradasi yang berbeda-beda pada monitor hitam-putih.

“Untuk perempuan yang berusia di atas 40 tahun, dilakukan mamografi, apalagi bila ada benjolan di payudara,” lanjutnya. Bila hasil baik, ulangi setiap 1-3 tahun, tergantung dari hasil pemeriksaan dan tingkat risiko kanker serviks.

Sementara untuk yang berusia lanjut, dilakukan pemeriksaan osteoporosis. Bagi perempuan usia 30-an, pemeriksaan lain biasanya dilakukan jika memiliki faktor risiko penyakit kronis genetik (keturunan).

“Kadar gula darah dan darah tingginya dicek. Atau, kalau ada yang mengarah ke tumor dan ada keluhan, perlu konsul ke spesialis kandungan,” jelas Prasna.

Diet atau olahraga

Setelah MCU, pasien akan bertemu dengan dokter spesialis penyakit dan diberitahu hasilnya. “Kalau ada yang harus diberi diet, ya konsulnya ke spesialis gizi, atau diberi obat. Misalnya untuk menurunkan kolesterol,” jelas Prasna.

Namun, tak semua diberi obat. Kalau kadar kolesterolnya 210 (batas normal di bawah 200), sementara usia pasien masih muda, tak perlu diberi obat. Cukup berolahraga dan mengurangi lemak. “Prinsipnya, kalau ada kelainan, ya kita benahi. Tapi, tergantung orangnya. Tidak harus selalu diberi obat.” Sering kali, pasien juga harus melakukan check up ulang, seminggu atau dua minggu setelah check up. Selama itu, pasien diberikan perawatan, sampai hasilnya baik.

Jadi tunggu apa lagi? Yuk, medical check up!

Senin, 07 Februari 2011

Para Pemimpin Itu Dilahirkan Tidak Dikembangkan

Kepemimpinan adalah "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama." Pemimpin mungkin atau mungkin tidak memiliki wewenang formal. Siswa kepemimpinan telah menghasilkan teori yang melibatkan sifat-sifat, [1] interaksi situasional, fungsi, perilaku, kekuasaan, visi dan nilai-nilai, [2] karisma, dan kecerdasan antara lain.

Arieu, A. mendefinisikan pemimpin sebagai "orang yang mampu menginspirasi orang lain dan bergaul dengan mimpi." Oleh karena itu penting bahwa organisasi memiliki misi transenden yang tinggi, karena merupakan cara yang ampuh untuk memperkuat kepemimpinan direktur.
[Sunting] Awal sejarah

Pencarian untuk karakteristik atau ciri-ciri pemimpin telah berlangsung selama berabad-abad. Sejarah tulisan terbesar's filosofis dari Plato Republik untuk Plutarch's Lives telah meneliti pertanyaan "Apa yang membedakan kualitas seorang individu sebagai pemimpin?" Mendasari pencarian ini adalah pengakuan awal pentingnya kepemimpinan dan asumsi bahwa kepemimpinan berakar pada karakteristik yang memiliki individu-individu tertentu. Gagasan bahwa kepemimpinan didasarkan pada atribut individu ini dikenal sebagai "teori sifat kepemimpinan."

Pandangan kepemimpinan, teori sifat, kemudian dieksplorasi panjang lebar dalam sejumlah karya di abad sebelumnya. Yang paling menonjol adalah tulisan-tulisan Thomas Carlyle dan Francis Galton, yang karya-karyanya telah mendorong dekade penelitian. Dalam Pahlawan dan Hero Ibadah (1841), Carlyle mengidentifikasi bakat, keterampilan, dan karakteristik fisik laki-laki yang naik ke tampuk kekuasaan. Dalam (1869) Genius herediter Galton, dia memeriksa kualitas kepemimpinan dalam keluarga orang-orang berkuasa. Setelah menunjukkan bahwa jumlah keluarga terkemuka diturunkan ketika bergerak dari tingkat pertama untuk keluarga derajat kedua, Galton menyimpulkan kepemimpinan yang diwariskan. Dengan kata lain, para pemimpin lahir, tidak dikembangkan. Kedua dari karya-karya terkenal memberikan dukungan awal besar bagi gagasan bahwa kepemimpinan berakar pada karakteristik pemimpin.

Surat Terbuka Calon Hukum Tua yang dieliminir Asisten I Minahasa

Berita Opini Redaksi dan Pembaca Harian Komentar 21 Maret 2007

Asisten I Pemkab Minahasa Pembohong


PERLU diketahui bahwa saya, Tommy Lengkong, seorang anak desa Ranowangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa, setelah kurang lebih 30 tahun bekerja di perusahaan asing, tergerak untuk pulang desa guna membangun desa tercinta Ranowangko.
Peluang untuk mengabdi sekaligus memberi diri dalam pembangunan desa memang cukup terbuka lebar menyusul adanya agenda pemilihan Hukum Tua (Pilhut) di desa tersebut setelah pejabat lama, Wem Manoppo telah berakhir masa jabatannya. Berbekal kerinduan membangun desa, saya mencoba untuk mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Hukum Tua.
Semua administrasi sekaligus persyaratan yang diminta dalam pencalonan Bakal Calon Hukum Tua saya penuhi dengan susah payah melalui jalur birokrasi yang sulit. Tapi, dengan tekad untuk ke-pentingan desa, saya upayakan segala persyaratan itu dipenuhi. Oleh panitia Pemilihan Hukam Tua Desa Ranowangko, saya dibe-rikan semua formulir yang dibutuh-kan. Dan, itu semua saya siapkan termasuk dukungan 5 persen pemilih masyarakat Desa Ranowa-ngko. Malahan, dukungan masya-rakat terhadap pencalonan saya melebihi 5 persen.
Pada hari Senin 05 Maret 2007, melalui BPD Desa Ranowangko beserta panitia dan teman-teman Calon Hukum Tua yang telah disahkan oleh BPD dalam berita acara penetapan Calon Hukum Tua, masing-masing, Deytje Maritje Kusoy, Ivans Rengkung, Robert Markus Kodoati dan saya sendiri, Tommy Lengkong, datang ke Tondano dengan dibawa oleh Kasi Pemerintahan Kecamatan Tombariri untuk menghadap Asisten I Pemkab Minahasa, Drs W Mentang.
Kami menghadap dengan mem-bawa seluruh berkas calon. Sebab, sesuai Perda No 4 Tahun 2006 dan Peraturan Bupati No 15 Tentang Juknis Perda No 4 Pasal 28, setiap calon harus diverifikasi berkas dan uji kompetensi. Hal yang membuat saya terkejut dan heran yaitu berkas yang kami masukkan, oleh Asisten I Pemkab Minahasa yang terhormat tidak dibaca.
Malahan, saya selaku calon, lang-sung dicercah dengan sejumlah pertanyaan yang sifatnya pribadi. Bah-kan, Asisten I menanyakan tentang parpol yang saya ikuti. Herannya la-gi, ketika saya jawab kalau saya dari Partai Golkar, justru Asisten I langsung menyudutkan saya sebagai calon. Yang lebih menyakitkan lagi, saat itu juga, saya langsung divonis oleh Asisten I Minahasa tidak boleh ikut dalam pencalonan Hukum Tua. Alasannya, adalah masalah domisili.
Alasan tersebut tidak saya terima karena Ketua Panitia Pemilihan Hukum Tua Desa Ranowangko, George Tiwow SE telah menunjukkan notulen kesepakatan bersama sebagai hasil musyawarah bersama tanggal 06 Maret 2007, yang dihadiri oleh seluruh panitia, BPD dan perangkat desa, di mana keempat calon telah disepakati untuk ikut Pilhut dengan pertimbangan seluruhnya adalah warga Desa Ranowangko Asli.
Selain itu, saya juga sangat kecewa terhadap seorang pejabat seperti Asisten I karena dia menilai KTP saya hanyalah rekayasa. Padahal, saya memiliki KTP Desa Ranowang-ko yang ditandatangani Camat Drs HN Mokat. Menurut beliau, KTP gampang direkayasa. Asisten I sendiri mengaku bahwa saat ini dia pu-nya tiga KTP (Ranotongkor, Mana-do dan Jakarta) karena gampang mengurus KTP.
Apa yang dikatakan yang terhor-mat Asisten I Pemkab Minahasa itu membuat saya bertanya-tanya da-lam hati, apakah pantas seorang pejabat pemerintah memiliki 3 KTP? Dia menyerang saya seba-gai calon yang tidak memenuhi sya-rat sesuai aturan domisili. Padahal, ia sendiri tidak sadar bahwa domisilinya juga diragukan.
Satu hal yang membuat saya sa-ngat kecewa adalah ketika seorang pejabat seperti Mentang memberikan keterangan bohong. Kebohongan yang dilakukan Mentang adalah ketika ia memberikan penjela-san kepada Ketua Forum Masya-rakat Peduli Desa (FMPD) Ranowangko, bahwa berkas pencalonan yang saya berikan kepadanya sudah ditarik oleh saya.
Padahal, sejak Mentang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak lolos karena masalah domi-sili, saya langsung keluar dan meninggalkan berkas di mejanya. Bahkan, hingga saya kembali ke Jakarta 07 Maret 2007, berkas tersebut tidak pernah saya tarik. Jadi, apa yang dikatakan Mentang bahwa sa-ya telah menarik berkas pencalo-nan adalah bohong belaka. Yang benar, ia tidak memeriksa berkas saya karena alasan domisili.
Namun, ia lupa bahwa dua calon lainnya seperti Deytje Kusoy dan Ivans Rengkung juga punya masa-lah sama dengan saya. Tapi, kena-pa mereka diloloskan oleh Mentang. Apakah karena saya partai Golkar sehingga saya ditolak men-jadi calon Hukum Tua?. Sekadar Pak Mentang tahu, �Kepala Desa bagi saya bukanlah segala-galanya. Saya hanya terpanggil un-tuk mengabdi demi kemajuan Desa Ranowangko yang saya cintai�.

Pengirim:
Tommy Lengkong
(Calon Hukum Tua yang dieliminir Asisten I Minahasa)
d/a: Gedung Menara Kuningan Blok X/7 Kav.5 Lt 25
Jakarta Selatan

SEJARAH GEREJA KATOLIK WOLOAN

SEJARAH GEREJA KATOLIK WOLOAN

Maret 5, 2008 in Uncategorized

3b282.jpg



Umat beriman katolik di Woloan mulai ada terhitung sejak dilaksanakannya baptisan pertama oleh Pastor van Meurs pada tgl. 20 September 1877 terhadap 10 orang yang mau memberi diri dibaptis. Pastor van Meurs sendiri hanya diutus oleh Tarekat Yesuit karena maklum pada waktu itu belum ada misionaris yang menetap di tanah Minahasa. Para Yesuit diutus, entah dari Surabaya atau dari Flores, bisa setahun atau dua tahun sekali berkunjung.



Walaupun belum berkedudukan pastor namun benih-benih yang telah ditanam itu tetap bertumbuh subur hingga pada tgl. 10 Oktober 1878 dilaksanakan lagi upacara sakramen baptisan atas 95 orang calon. Tercatat sejak tahun 1879 sudah ada umat katolik di Woloan sebanyak 150 orang termasuk anak-anak usia sekolah. Melihat pentingnya pendidikan bagi anak-anak maka atas persetujuan Pastor dibukalah sekolah untuk anak-anak.



Pada tahun 1887 Tarekat Yesuit mulai mengutus misionaris untuk menetap di Manado dan Tanah Minahasa, yakni Pastor Mutsaers di Manado dan Pastor Bolsius di Tomohon. Itu berarti dalam jangka waktu 10 tahun sudah ada Gembala yang mulai dekat dengan domba-dombanya yakni umat yang relatif masih sangat mudah. Tahun 1897 datang lagi Pastor Wintjes yang saat itu mulai menetap di Tomohon. Dari Tomohon Pastor Wintjes melaksanakan pelayanan umat di Woloan secara rutin dengan mengadakan perayaan ekaristi setiap hari minggu pukul 06.30.



Pada tahun 1900 merupakan suatu kebanggaan bagi umat katolik Woloan karena mulai ada pastor yang menetap di Woloan yakni Pastor van Velsen. Salah satu upaya yang ditempuh oleh Pastor van Velsen untuk menyatukan umat yakni dipelajarinya bahasa daerah/bahasa Tombulu sehingga mempermudah komunikasi dan pelayanan. Dalam usaha-usaha pertemuan diusahakannya bahasa pengantar adalah bahasa tombulu. Termasuk doa-doa dan lagu-lagu gereja diterjemahkan dalam bahasa Tombulu. Selain kegiatan penggembalaan umat, dikembangkan juga pelayanan di bidang pendidikan, formal maun nonformal, baik untuk orang tua, muda dan anak-anak.

Pada tahun 1909 diterbikan majalah intern Gereja Katolik yang memuat tentang perkembangan iman, gereja, keluarga serta berita-berita hangat lainnya. Hingga tahun 1910 majalah ini dicetak sebanyak 200 eksemplar. Menyangkut bacaan-bacaan ringan /khusus diterbitkan melalui brosur “Iman dan Ilmu”. Pada masa itu juga dibangun sekolah Guru Katolik yang telah diakui pemerintah tahun 1906. Murid-muridnya bukan saja dari Woloan dan sekitarnya melainkan dari seluruh pelosok tanah air Indonesia. Tahun 1919 Sekolah Guru ini sempat dikunjungi oleh Gubernur Jenderal van Limburg.

Sebagai daerah misi Woloan pernah dibangun tempat Pendidikan Keterampilan Pertukangan. Dalam segala usaha dan keberhasilannya, Pastor van Velsen pada tanggal 15 Januari 1912 diangkat sebagai Kepala Misi di Minahasa dan berkedudukan di Woloan.

Sesungguhnya sejak tahun 1903 Gereja Katolik Woloan mulai dibangun dengan menggunakan bahan-bahan bekas dari Gereja Katolik Hati Kudus Tomohon. Bahan-bahan itu dipikul sendiri oleh umat dari Tomohon ke Woloan, baik kaum lelaki, wanita maupun anak-anak.

Pada tanggal 23 Juli 1905 Uskup Batavia, Mgr. Luypen untuk pertama kalinya datang ke Woloan memberikan Sakramen Krisma sejak adanya umat katolik di Woloan.

Pada tahun 1920 Pimpinan Tarekat Yesuit yang berkedudukan di Roma mengalihkan daerah misi di tanah Minahasa ini kepada Misionaris Hati Kudus/Tarekat MSC. Acara serah terima tugas ini dilaksanakan pada tanggal 7 September 1920. Kemudian secara berangsung-angsur para misionaris Yesuit kembali ke pulau Jawa. Tanggal 22 Juni 1921 Pastor van Velsen yang telah menyatu dengan umat Woloan, akhirnya juga berangkat meninggalkan domba-dombanya. Namun berkat untuk beliau karena beliau diangkat menjadi Uskup Batavia(Jakarta saat ini).

Tanggal 20 April 1921 Sekolah Guru di Woloan mulai diambil alih oleh para misionaris MSC dengan hadirnya Pastor Croonen, Pastor Kapel dan Pastor Bumburg. Dan pada tanggal 9 Desember 1921 datang juga Pastor A. M. Domsdorff sebagai seorang ahli di bidang pendidikan sekaligus menjadi Kepala Urusan persekolahan katolik pada masa itu. Atas jasa beliau Sekolah Guru meningkat menjadi Noormalschool selama 4 tahun bertempat di Woloan namun kemudian pada bulan juni 1924 dipindahkan ke Tomohon (SMP Gonzaga saat ini).

Pada tanggal 4 Juli 1922 telah dibuka Sekolah Bahasa Belanda berasrama(lokasi di belakang gereja saat ini). Sebagai kepala asrama pada waktu itu adalah Bruder Mulders. Baru setahun berdiri, murid sudah berjumlah 200 orang. Dengan majunya sekolah ini maka bulan Desember 1922 didatangkan lagi tenaga bantuan yaitu Pastor Stigter dan Pastor Peeters. Bersamaan dengan usaha pendidikan ini, sekolah keterampilan pertukangan juga sangat maju. Sekolah pertukangan ini melatih tenaga-tenaga pria dewasa dan kaum muda yang dipimpin oleh Bruder van Lidon. Demikian juga di bidang pertanian Pastor Domsdoorf juga melihat kemungkinan untuk mengembangkan usaha pertanian yang bisa membantu gereja. Untuk maksud itu maka dibelilah beberapa tanah/lahan perkebunan untuk dikelolah oleh umat sendiri. Agar mampu mengorganisir dengan baik pengelolaan perkebunan ini maka pada tanggal 1 Agustus 1923 dibentuklah sebuah organisasi yang diberi nama Perserikatan Orang Berkebun(POB). Kegiatan ini pada kenyataannya telah membantu banyak umat dalam hal pembinaan cara mengelolah tanah, menanam dan gotong royong/mapalus, dan lain-lain. Istilah POB sampai saat ini masih tetap mengakar di hati setiap petani Woloan dengan lokasi perkebunan milik Gereja Paroki yang berada di Perkebunan Maloso(dekat perkebunan desa Ranotongkor saat ini).

Pada tanggal 29 Mei 1924 berhubung di Woloan mengalami kekurangan air bersih yang menjadi kebutuhan pokok maka sekolah berasrama dipindahkan ke Tomohon. Banyak kegiatan misi mulai dipindahkan ke Tomohon secara terpaksa karena masalah kebutuhan air bersih.

Pada bulan Juni 1926 Pastor Croonen menjadi Pastor Woloan. Namun pada bulan September 1926 beliau dipindahkan ke Tomohon dan digantikan oleh Pastor Duray.

Untik melihat profile Friendster saya clik disini

RANOTONGKOR

[flag of REPUBLIC OF INDONESIA] Republic of indonesia (ID)
Asia/Indonesia/Sulawesi utara

Main Airports | Weather Stations | Major mountains | City & Town Population
Population 2009
242,968,342

Land Area
1,904,569 km2

Capital
Jakarta

Currency
Indonesian rupiah (IDR)

Latitude / Longitude
5 00 120 00 E

GDP (PPP) per capita
4,000 $

Ranotongkor

Coordinates
UTM : XB94
Geographical coordinates in decimal degrees (WGS84)
Latitude : 1.342
Longitude : 124.727
KML Export for Google Earth
Google maps view of Ranotongkor
Google links for Ranotongkor

Geographical coordinates in degrees minutes seconds (WGS84)
Latitude : 1 20' 30''
Longitude : 124 43' 36''

Places near Ranotongkor
Bango - Lemoh - Lolah - Tanawangko - Tangkunei - Taratara - Ranotongkor Satellite view of Ranotongkor

| Contact us | Tageo.com GPS city index & satellite map | Visited Places |
Copyright 2004-2011